Namanya Sunarno (alm.)

Usai ikut kerja bhakti mengurusi acara pemakaman salah satu tetangga yang meninggal kemarin malam, pagi harinya saya menyempatkan diri menzi...

Usai ikut kerja bhakti mengurusi acara pemakaman salah satu tetangga yang meninggal kemarin malam, pagi harinya saya menyempatkan diri menziarahi makam almarhum ayah saya. Mengenang masa hidupnya, beliau menjadi salah satu inspirasi hidup saya terutama dalam hal etos kerja. Bekerja di salah satu bank nasional dengan posisi yang lumayan (untuk ukuran Magetan) tak pernah sekalipun saya mengingat beliau mengeluh. Ayah saya sangat pandai menyimpan perasaan, dan itu sungguh menunjukkan ketabahan bagi kami, anak-anaknya. Walau begitu getol menekankan pendidikan namun beliau tetap menjunjung demokrasi dalam keluarga. Tiada paksaan dalam bermasa-depan bagi kami. Pilihan kami masing-masing adalah tanggung jawab kami dan menjadi keputusan yang harus kami ambil ketika mengijak usia dewasa. Kakak pertama menyelesaikan pendidikan dokter gigi, lalu kakak kedua menekuni Sastra Inggris dan bekerja sebagai guru, selanjutnya lulusan Teknik Informatika di ITS dan bekerja di salah satu pengembang software berbasis gadget, dan saya secara tak sengaja menyukai Ilmu Komunikasi dan bercita-cita menjadi dosen sekaligus wirausahawan. Obrolan di meja makan kami kala lebaran sungguh membuat saya merasa beruntung. Orang tua kami membesarkan kami dengan baik dan kami berhasil melaluinya. Mengusap nisan makam almarhum, saya menutup sesi sejenak tersebut dengan do'a agar segala urusan beliau yang tertunda di sini dapat saya selesaikan dengan lancar. Sehingga beliau dapat beristirahat dengan tenang di sana. Sudah lebih dari cukup perjuanganmu di dunia dan kini giliran kami melanjutkan misia yang belum selesai tersebut. (Yes)

You Might Also Like

0 comments

Mari bertukar pikiran...